12 Maret 2007

Citadelweg


Jalan Veteran I dulu bernama Citadelweg, jalan menuju citadel (benteng) Frederik Hendrik yang terdapat di Wilhelmina Park, kini Mesjid Istiqlal.

Citadelweg tersohor dengan adanya Ragusa - die Italiaanse ijssalon; Black Cat club; dan Parkhotel. Dalam foto kuno, di antara rel trem dan rel kereta api, dibalik pohon palm tampak deretan bangunan. Itulah jalan Veteran I dengan bangunan yang sama, sejak 1923, masih berdiri kokoh. Foto di bawahnya diambil April 2007.


Sepanjang jalan Veteran I ada beberapa tempat kesohor, berturut-turut: Cuba Libre; Domus; Bataviase Nouvelles; Gudeg Bu Tjitro; Rive Gauche; Tao Bar; Dapur Baba Elite; Ragusa; dan di ujung jalan: Hotel Sriwijaya.

Ragusa
Tanpa iklan, restoran eskrim ini bisa tersohor hingga ke Australia, Hongkong, dan pastinya Jepang dan Belanda. Sejak 1932 Luigi bersaudara, Franceso dan Vincenzo, mondar mandir Menteng-Gondangdia dengan gerobak es krimnya. 15 tahun kemudian menempati lokasinya yang sekarang.
Meski tidak menjual makanan, Ragusa ramai terus dikunjungi kalangan remaja hingga lanjut usia. Yang paling laris eskrim Spaghetti dan Banana Split. Di pelataran ada sate, rujak juhi, otak-otak yang juga turun temurun berjualan di sana.
Jl. Veteran I No. 10, T: 384-9123 F: 350-174

Tao Bar & Dapur Babah
Sebaiknya Anda reservasi tempat dulu sebelum ke Dapur Babah élite. Ini restoran peranakan Jawa, Babah dan Nonya, yang menyajikan masakan dari resep-resep kuno terbaik. Ada Bakso Kota Lama, Nasi Goreng Bang Samin, Gado-gado Atiem, Bebek Goreng Boemboe Lengkoeas sampai Tumpeng Grand Selamatan Tafel — tumpeng nya para gubernur jenderal.
Interiornya unik, didominasi merah oriental, mebel-mebel antik besar dan kokoh. Patung besar Kuan Yin dan dewa lainnya tegap berdiri seakan menjaga agar perpaduan tiga kultur di sini berjalan baik. Tao Bar menyuguhkan berbagai racikan minuman eksotik.
Jl Veteran I No.18, T: 385 5653 F: 385 3040

Rive Gauche
Interior di Rive Gauche atau Pinggir Kali ini merupakan perpaduan fine art Prancis dan seni tradisional Bali. Begitu juga dengan sajian musiknya, bahkan sampai ke makanan, seperti pasta dengan sambal Bali, misalnya, atau eskrim bubur ilih. Dan tanpa menghilangkan kelezatan dapur Prancis, di sini harga dipatok di bawah restoran Prancis di hotel-hotel mewah. Menu utamanya aneka daging dan seafood dengan berbagai saus keju kental.
Yang menjadi favorit adalah pasta el torro, dengan daging dan saus mozarella. Ada juga escargot yang termasyhur itu. Di sini escargot ala chef, daging siput dengan saus mentega.
Jl. Veteran I no 21, T: 3483-1458 3483-1459

Domus
Masakan Italia di Domus dikenal enak dengan harga wajar. Pizzanya dimasak secara tradisionil, dengan tungku kayu, tentu rasanya jauh lebih enak dibanding kalau dimasak cara modern. Cobalah fettucine all’ arragosta dengan daging lobster, atau spaghetti vongole yang dibubuhi kerang.
Ruangan luas dengan meja yang ditata berjauhan memberi kenyamanan bersantap dan privacy. Juga tersedia ruang-ruang khusus untuk 8-20 orang .
Jika Anda ingin menikmati lezatnya Italia, sendiri di rumah atau bersama tamu-tamu undangan, Domus menyediakan jasa delivery dan buffet catering.
Jl. Veteran I No.30, T: 344-7288, 344-7289 F: 384-4844

Cuba Libre
Dikenal sebagai bar dengan private room untuk merokok cerutu yang classy, tersedia berbagai merk cerutu Havana, menyajikan minuman dan cocktail diiringi musik hidup bernuansa Latin. Di salah satu sudutnya ada sebuah meja bilyar. Happy hournya jam 17:00 - 21:00. Black Cat yang tersohor itu dulu ada di sini. Cuba Libre kini juga menyelenggarakan diskusi dan talk show, diselingi berbagai perfomansi seni: pembacaan puisi, teatrikal, stand-up comedy hingga unplugged music.
Jalan Veteran I No. 32, T: 344-6703 F: 384-4844

10 Maret 2007

Jejak-jejak para pemimpin

Diilhami oleh trotoar Walk of Fame-nya Hollywood, sejak 15 Agustus 2003 jejak kaki presiden-presiden RI dipasang di trotoar Monumen Nasional di Jalan Medan Merdeka Utara dalam bentuk lempeng perunggu berukuran 70 x 70 cm.

Sebetulnya tak perlu melongok ke Amerika sana, karena tradisi ini sudah dilakukan lebih dulu oleh nenek moyang kita. Raja Purnawarman saja meninggalkan dua jejak: di prasasti Ciaruteun yang disimpan di Museum Sejarah Jakarta, dan di prasasti batu tulis Jambu yang dirawat di puncak bukit Koleangkak, desa Pasir Gintung, Leuwiliang, Bogor.

Ini dia jejak-jejak para pemimpin beserta teks yang mendampinginya:


shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - pada­vim­­badavyam ar­na­ga­rotsadane nityadksham bhak­tanam yang­dri­pa­nam - bhavati sukhahakaram shalya­bhu­tam ripunam.

Terjemahan menurut Vogel : Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (bagi yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.

Dr. Ir. Sukarno, Presiden RI - I
Periode 1945-1967, Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia







Jenderal Besar Soeharto
Presiden Republik Indonesia
Periode 1967-1998
(dijejakkan pada 14.8.2003)






Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof. Dr. Ing. Dr. Sc.hc
Presiden Republik Indonesia
Periode 1998-1999 (jejak 9.12.2003)






K.H. Abdurrahman Wahid
Presiden Republik Indonesia
Periode 2000-2001






Megawati Soekarnoputri
Presiden Republik Indonesia
Periode 2001-2004
(dijejakkan pada 5.6.2003)







DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
Periode 2004-2009
(dijejakkan pada 19.12.2004)






Empat hari setelah peletakkan jejak para presiden, 19 Agustus 2003, jejak kaki para gubernur DKI pun di pasang di sisi Jalan Medan Merdeka Selatan.

Bang H. Ali Sadikin
Gubernur DKI Jakarta
Periode 1966-1977







Letjen TNI (Purn) H. Tjokropranolo
Bang Nolly, Gubernur DKI Jakarta
Periode 1977-1982







Letjen TNI (Purn) HR. Soeprapto
Gubernur DKI Jakarta
Periode 1982-1987







Letjen TNI (Purn) Wiyogo Atmodarminto
Gubernur DKI Jakarta
Periode 1987-1992







Jenderal TNI (Purn) H. Surjadi Soedirdja
Gubernur DKI Jakarta
Periode 1992-1997







Empat tahun pun berlalu…
di awal Januari 2007 para petugas mendapati jejak kaki Gubernur Sutiyoso menghilang entah kemana…